Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Ramadhan & Obat Anti Tuberculosis

Dear pharmacist, By the way, ramadhan sebentar lagi. Semoga masih diberi kesempatan untuk bertemu bulan yang penuh rahmat. Siap-siap ngatur jadwal obat pasien yak (padahal sendirinya masih terseok-seok belajar). Salah satu yang ingin saya bahas kali ini adalah terapi tuberculosis atau lebih singkatnya disebut TB. Beberapa hari yang lalu saya mendapat pertanyaan dari seorang perawat, “minum obat anti TB harus pagi atau gimana?” Seperti yang kita tau, terapi TB minimal dijalankan selama 6 bulan. 6 bulan yang terdiri dari fase intensif pada dua bulan pertama dan fase lanjutan pada empat bulan selanjutnya. Untuk pasien TB (kategori 1) dewasa dan tidak memiliki kondisi khusus, akan mendapat terapi HRZE (isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, ethambutol) selama 2 bulan, dan HR (isoniazid dan rifampicin) selama 4 bulan. Absorbsi rifampicin dapat ditunda atau diturunkan konsentrasi puncaknya oleh makanan. Sehingga obat TB dalam bentuk kombinasi dosis tetap (KDT) harus diminum pada