Langsung ke konten utama

Postingan

Aku kangen deh...

Tidak terasa, pandemi di Indonesia sudah memasuki bulan ke-16. Alhamdulillah ala kulli hal, masih diijinkan menjadi survivor, masih diijinkan ikut berkontribusi dalam mengarungi badai pandemi sampai hari ini. Yah walau mungkin kontribusinya ala kadarnya, tapi itulah salah satu cara mensyukuri ilmu yang telah dianugerahkan oleh Allah. *** By the way, sudah lama sekali rasanya ku tak kemana-mana. Aku kagen deh, menunggu kereta di stasiun tugu sambil menikmati mendoan dan milk tea dari Tong Tji. Aku kangen deh, menikmati donat di ruang tunggu keberangkatan pesawat. Kemudian ketika terbang, aku sudah kenyang dan tertidur. Aku kangen deh, makan di Marugame. Karena ku hanya makan di sini bersama orang-orang spesial, makanannya jadi terasa nikmat, atau ya karena kari jepangnya memang enak sih wkwk. Aku kangen deh, denger kajian di Muspung. Angin sepoi-sepoinya, ademnya, which I cannot describe. Bener-bener bikin nyaman. Aku kangen deh, denger kajian di Nurash, sambil menikmat
Postingan terbaru

Menjadi Pembicara Webinar

1 juni 2020   Dini hari, ka Arin mengirimkam TOR Webinar Internasional melalui whatsApp, " ocy, care to join ndak? sebagai pembicara loh yaaa hehe ."  Jelas dong langsung menolak karena merasa diri ini tidak kompeten. Kemudian cerita ke Mama, but she encouraged me to join, then finally I said yes.  Sejak saat itu dimulailah mini-step untuk menyiapkan diri. Mulai dari latihan lagi berbicara dalam Bahasa inggris (udah kelamaan di kampung soalnyaa wkwk), studi literatur, mencatat kasus dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari klinisi setiap harinya, hingga membuat presentasi. Tak lupa menyiapkan laptop agar bisa beroperasi secara optimal nantinya.  14 Juni 2020   Awalnya ingin ku rahasiakan ini semua dari teman-temanku. Aku merasa malu, karena teman-temanku jauh lebih hebat. Namun pada akhirnya poster tersebar di grup dosen, kelas, kakak kelas dan adik kelas. Hahaha.  17 Juni 2020   Alhamdulillah, presentasi selesai H-2. Gladi lancar, tidak ada masal

Buku Harian dan Unggahan Media Sosial

Seseorang mengatakan, kita akan lebih mudah menulis ketika sedang bersedih. Iya, aku setuju dengannya. Kamu lebih suka menulis di social media, laptop, HP atau buku catatan? Kalau aku, sebenarnya lebih suka buku catatan, karena jadi lebih mudah mengekspresikan perasaan, kelihatannya jadi lebih indah ketika ditulis dengan berbagai warna. Namun ia harus pandai-pandai ku sembunyikan. Entah kenapa jika ada yang menemukan dan membacanya, aku merasa saaaaaangat malu (pengalaman hahaha). Padahal, menulis di media sosial pun akan dibaca banyak orang, tapi tidak semalu ketika buku catatan dibaca orang lain.  Mungkinkah karena ketika sedang menulis di media sosial artinya kita sudah menanamkan warning di dalam otak bahwa tulisan ini akan dibaca banyak orang, maka tulislah apa yang membuatmu minimal tidak terlihat buruk di mata orang lain * no offense *.  Sedangkan ketika menulis di buku catatan, bisa jadi, kita tidak perlu mempertimbangkan bagaimana asumsi orang lain terhadap diri kita.

Hello, Me!

Hari ini aku menempuh perjalanan dari Jogja (hmm tepatnya Kab. Sleman hahaha) ke Muara Teweh. Alhamdulillah telah ku tempuh 3 syarat kelulusan S2; ujian tesis tertutup, ujian tesis terbuka dan submit jurnal pada publisher terakreditasi (minimal nasional). Alhamdulillah ala kulli hal~  Aku tidak akan sampai ke tahap ini tanpa pertolongan Allah, doa dan dukungan penuh dari orang tua, dukungan dan bantuan dari teman-teman super baik (mewek).  Baru saja, aku meninggalkan tas ransel berisi dompet, laptop, ijazah, dan paspor ku di toilet bandara. Ociiii, bisa-bisanya. Dulu, biasanya, aku adalah orang yang cukup teliti dengan apa yang aku bawa. Bahkan teman-teman sering sekali memintaku mengingatkan mereka untuk sesuatu yang harus mereka bawa. “ ingatin aku ya besok harus bawa bawa blablabla ,” Dewi, dulu pas masih sekamar, lumayan sering.  Untunglah, Alhamdulillah ada yang menemukannya. Jazakillahu khairan :)  *yang nemuin pasti perempuan kan? Hehe~  Then, what’s wrong with me? Hmm

Mengapa NaCl 3% & Nutrisi Parenteral merupakan High-Alert Medications?

Hello, rekan sejawat farmasis Indonesia~ Semoga selalu semangat untuk belajar ya! * mendoakan diri sendiri hahaha *. Di malam minggu yang tengah diguyur hujan ini, saya ingin berbagi ilmu terkait 2 jenis dari sekian banyak obat yang digolongkan sebagai High-alert medications (berdasarkan ISMP – Institute for Safe Medications Practice), yaitu NaCl 3 % dan Sediaan Nutrisi Parenteral (atau sering disebut TPN, padahal belum tentu sediaan tersebut benar-benar sebagai nutrisi parenteral ‘total’, karena bisa jadi hanya sebagai nutrisi parenteral ‘parsial’). Jadi, mengapa NaCl 3% & Sediaan Nutrisi Parenteral merupakan bagian dari High-Alert Medications? Let’s find the answer!  Infus NaCl 3%   NaCl 3% adalah 3 gram NaCl dalam 1 L WFI, yang artinya 1 L mengandung Natrium 513 mEq/L dan Klorida 513 mEq/L. NaCl 3% diberikan pada kondisi hiponatremia. Dikutip dari Applied Therapeutics 10th Ed – Koda Kimble , 1/3 dari defisit natrium diberikan pada 12 jam pertama dengan kecepatan &l