1 juni 2020
Dini hari, ka Arin mengirimkam TOR Webinar Internasional melalui whatsApp, "ocy, care to join ndak? sebagai pembicara loh yaaa hehe."
Jelas dong langsung menolak karena merasa diri ini tidak kompeten. Kemudian cerita ke Mama, but she encouraged me to join, then finally I said yes.
Sejak saat itu dimulailah mini-step untuk menyiapkan diri. Mulai dari latihan lagi berbicara dalam Bahasa inggris (udah kelamaan di kampung soalnyaa wkwk), studi literatur, mencatat kasus dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari klinisi setiap harinya, hingga membuat presentasi. Tak lupa menyiapkan laptop agar bisa beroperasi secara optimal nantinya.
14 Juni 2020
Awalnya ingin ku rahasiakan ini semua dari teman-temanku. Aku merasa malu, karena teman-temanku jauh lebih hebat. Namun pada akhirnya poster tersebar di grup dosen, kelas, kakak kelas dan adik kelas. Hahaha.
17 Juni 2020
Alhamdulillah, presentasi selesai H-2. Gladi lancar, tidak ada masalah dengan koneksi internet, laptop, dan slide presentasi.
19 Juni 2020
Since early morning, I was so nervous but excited too. Aku bekerja dengan tidak karuan, sambal sesekali membaca draft presentasi. Selesai bekerja, aku mengantarkan orderan ke pelanggan (pedagang mode hahaha), kemudian pulang ke rumah.
Berteman dengan ketidakpastian menjadikan aku orang yang selalu berusaha untuk memanajemen risiko. Sudah ku isi paket internet di ponsel dan ku charge penuh baterai laptop, untuk jaga-jaga kalau terjadi mati listrik atau gangguan pada wifi. Ku simpan file presentasi di email, untuk jaga-jaga kalau saja tiba-tiba terjadi sesuatu pada laptop.
Sekitar jam 16.00 wib, rekan kerja mengirimkan pertanyaan terkait resep. Entah mengapa foto resep yang dia kirimkan selalu gagal diunduh. Mulai curiga. A few moment later, either wifi or mobile network couldn't work at all. Bahkan untuk menelpon atau mengirimkan SMS pun gagal.
Mulai takut, namun belum panik.
Sekitar 16.30 WIB, turun hujan dengan derasnya. Aku mulai berkemas. Mencoba mencari solusi. Entah menggunakan koneksi internet di rumah sakit, cafe, atau membeli kartu perdana lain selain Telkoms*l. Apapun itu untuk mendapatkan koneksi internet. Aku berniat pergi dengan Honda jazz (motor + jazz hujan). Tapi bapak segera mengambil kunci mobil, "abah antar aja."
Kami berhenti di counter pulsa. Menurut informasi dari penjual pulsa, semua kartu memang sedang mengalami gangguan. Jreeeeng~ mulai panik. Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke kantor Telk*m. Di sana ku temui seorang petugas.
"Oh kita sedang gamas, mba.."
"Gamas gimana maksudnya, pak?"
"Gangguan masal.. FO CUT di km. 62 terputus sehingga wilayah muara teweh sampai purukcahu mengalami gangguan."
Hmmm, berarti seharusnya kartu lain selain telkoms*l masih bisa digunakan! *secercah harapan*
Aku dan bapak memilih mampir counter pulsa lain dan membeli kartu GSM selain Telkoms*l. Kartu harus diaktifkan menggunakan nomor KTP dan KK. Aku selalu menyimpan semua file scannya sehingga seharusnya hal ini bukan masalah. Namun entah kenapa waktu itu susah sekali mencari filenya *efek panik*.
Akhirnya aku menitipkan uang di counter pulsa, meminta diisikan paket internet ketika nomor sudah aktif. Kami pun pulang.
Sesampainya di rumah, nomor dan paket internet telah aktif. Alhamdulillah. Mencoba masuk ke link webinar dan telah dijadikan panelis oleh panitia. Kemudian terputus. Nyambung sebentar, terputus lagi. Mulai dari posisi di kamar, ruang tamu, sampai halaman rumah sudah dicoba. Pindah dari laptop ke ponsel pun, but still not working well.
Aku sudah tidak bisa lagi membedakan kapan terkoneksi dan kapan tidak. Wajah frustasi ternyata sempat terekam kamera, sampai-sampai ka Arin chat, "ocy senyum sih, cemberut amat. hahahaa.."
Hingga akhirnya panelis diminta untuk menyampaikan closing statement. Internetku mendadak stabil (sebentar). Moderator tiba-tiba saja memberikan aku kesempatan terakhir untuk menyampaikan materi selama 10 menit, antara kaget dan senang. Aku memulainya. Masuk ke slide ke-2. Koneksi kembali terputus. Hingga akhirnya aku tidak bisa terkoneksi lagi sampai webinar berakhir.
***
Honestly, I can’t hold the tears. Aku merasa telah mengecewakan banyak pihak; orang tuaku dan adik-adikku, panitia webinar, dosen-dosen yang secara pribadi menghubungiku untuk memberikan dukungan, serta teman-teman sekelas (baik S-1, maupun S-2) yang juga memberikan semangat dan selamat.
Kejadian malam itu juga membuatku merenungi, mungkin dosa-dosaku berkontribusi atas apa yang menimpaku malam ini. Dan ada juga muncul perasaan bahwa aku mungkin belum cukup kompeten sehingga harus banyak belajar lagi.
Oh iya, aku pernah mendengar bahwa Rahmat Allah mendahului kemurkaan-Nya. Aku selalu berdoa untuk kemudahan urusan dan kelancaran keberlangsungan webinar. It warms my heart, kalau saja aku tidak berdoa dan tiada ada rahmat Allah, pasti ada mudharat yang lebih besar daripada yang baru saja terjadi.
Meski pada awalnya aku sempat merasa down, tapi kedua orang tuaku terus saja berucap bangga kepadaku, membuatku malu. “Keep learning, maybe you’re prepared for something better.”
And I hope, this storm will not leave me as the same person. Maybe, the better version of me will arrive soon?
See you on the next post!
Komentar
Posting Komentar