Seseorang mengatakan, kita akan lebih mudah menulis ketika sedang bersedih. Iya, aku setuju dengannya. Kamu lebih suka menulis di social media, laptop, HP atau buku catatan? Kalau aku, sebenarnya lebih suka buku catatan, karena jadi lebih mudah mengekspresikan perasaan, kelihatannya jadi lebih indah ketika ditulis dengan berbagai warna. Namun ia harus pandai-pandai ku sembunyikan. Entah kenapa jika ada yang menemukan dan membacanya, aku merasa saaaaaangat malu (pengalaman hahaha). Padahal, menulis di media sosial pun akan dibaca banyak orang, tapi tidak semalu ketika buku catatan dibaca orang lain.
Mungkinkah karena ketika sedang menulis di media sosial artinya kita sudah menanamkan warning di dalam otak bahwa tulisan ini akan dibaca banyak orang, maka tulislah apa yang membuatmu minimal tidak terlihat buruk di mata orang lain *no offense*.
Sedangkan ketika menulis di buku catatan, bisa jadi, kita tidak perlu mempertimbangkan bagaimana asumsi orang lain terhadap diri kita. Maka bisa dengan bebas meluapkan perasaan dari A sampai Z. Sisi baiknya, kita jadi lebih jujur dengan diri sendiri. Beberapa hari, bulan, atau tahun kemudian, jika membacanya kembali, maka akan timbul rasa lucu, terharu karena telah melewati banyak hal, norak, hingga menertawakan diri sendiri. Atas segala khilaf di masa lalu pun, kita bisa lebih jujur dalam mengevaluasi diri sendiri.
That’s fun actually, hahaha.But, everyone has their own way to express their own feeling. Just do what makes you feel better. :)
Komentar
Posting Komentar