A : besok aku interview beasiswa, doain aku ya.. B : iyaa… semoga sukses ya Keesokan harinya B : gimana interview-nya, lancar? A : agak kacau, sih. Tapi doain aja ya, semoga ada rejekinya B : iya.. aamiin, semoga rejekinya *** Percakapan di atas sering terjadi sehari-hari. Dimana si A sedang mengusahakan dan mengharapkan sesuatu, meminta didoakan, kemudian si B meng-iya-kan. Mungkin kita pernah berada pada posisi si A, bahkan juga si B. Sekitar 3 tahun yang lalu, sebuah renungan terlintas di pikiranku. Saat seorang teman minta didoakan dan aku menjawab ‘iya’, maka bermakna bahwa aku meng-iya-kan sebuah amanah. Dia meminta aku mendoakannya dengan adab berdoa yang semestinya, bahkan pada sebuah momen ketika hanya ada aku dan Tuhanku. Jadi, bukan sekedar ucapan ‘ semoga bla bla bla.. ’ yang ku ketik di sebuah chat room . Aku meyakini bahwa kado terbaik untuk teman adalah...
Stories from my tiny world