Langsung ke konten utama

Bye bye, Semester 7

Kamis sore, tiba-tiba ada praktikan yang sms,
Praktikan: “kaka, tunggu sampe habis magrib. Ada yang harus dikasih.”
Me: “apaan? Laporan? Taroh aja di loker C19.

And then, saya sholat magribnya rada telat. Baru juga salam, belum sempat doa, ada yang manggil-manggil. Setelah dilihat,
Praktikan: “kaka, makasih sudah membantu kami dalam praktikum TS.Solida ka
Me: “ya ampun, ga usah repot-repot” *malu
Praktikan: “trima aja ka, dari kami :)
Me: *salting* “kenapa gak besok aja, lagi gak ada asisten lain ini.”
Praktikan: “gapapa kalau kaka mau bagi juga sama asisten lain. Yang penting ka ocy udah terima dari kami. Makasih buat selama ini ka..”

Well, dari banyak praktikum, baru kali ini asisten dikasih kue. Padahal lagi gak ulang tahun. Haha. pas nyampe kosan, buru-buru ambil tab trus foto duluu

sori backgroundnya kasur, bukan meja makan. anak kos~

Hari ini (Jumat), telah ku selesaikan 145 SKS perkuliahan selama 7 semester. insyaAllah, tadi adalah UAS terakhir selama kuliah di S1 Farmasi. Yay~

Terlepas dari 145 SKS, 5 SKS menghadang. Jengjeeeng~~ apakah diaa? Inilah yang menentukan kelulusan saya, Tugas Akhir 2 *poker face*.

Curhat sedikit tentang semester 7, saya bingung kenapa semester ini berat saya cuma 35 kg (pake timbangan dokter winny). Padahal stress berbanding lurus dengan nafsu makan, berbanding terbalik dengan keuangan.

Adegan paling alay di semester 7 adalah saat saya nangis lebay bahagia setelah seminar proposal. Setelah melewati beberapa kali adegan romantis seperti panas-panasan ke Banjarmasin ngejar dosen, ujanujanan balik ke Banjarbaru ngejar magang shift sore-malam. Bahan dan metode analisis yang berkali-kali diganti karena biaya yang jutaan dan hanya bisa di Jerman. Dan banyak lagiii (tapi ntar terkesan membeberkan derita kalau ditulis semua). 
Akhirnya seminar juga, akhirnya diterima juga proposalnya.

Di tugas akhir 1 telah diterima proposal saudari Rosylianti pada tanggal 12 Desember 2012 dengan nilai Alhamdulillah. Marilah bersama-sama kita sambut Tugas akhir 2. 
Ibaratnya, pada semester 7 saya nulis novel, pada semester 8 novel itu akan difilmkan. *siap-siap terkenal dan banyak fans*

Wohaaa. Kabarnya, cuaca buruk yang menyebabkan ditutupnya pelabuhan merak menyebabkan tertahannya bahan kimia yang saya pesan.

Oh ya, sekarang saya mulai nge-lab (menghidupkan novel yang saya tulis.red). Tikus saya lucu-lucu loh, ada 40 ekor noh. Sambil bikin infusnya, nungguin bahan kimia yang belum datang. Yah semoga senin udah di sini, jadi bisa mulai suntik-suntikan.

Doakan yah semoga lancar >___<

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa NaCl 3% & Nutrisi Parenteral merupakan High-Alert Medications?

Hello, rekan sejawat farmasis Indonesia~ Semoga selalu semangat untuk belajar ya! * mendoakan diri sendiri hahaha *. Di malam minggu yang tengah diguyur hujan ini, saya ingin berbagi ilmu terkait 2 jenis dari sekian banyak obat yang digolongkan sebagai High-alert medications (berdasarkan ISMP – Institute for Safe Medications Practice), yaitu NaCl 3 % dan Sediaan Nutrisi Parenteral (atau sering disebut TPN, padahal belum tentu sediaan tersebut benar-benar sebagai nutrisi parenteral ‘total’, karena bisa jadi hanya sebagai nutrisi parenteral ‘parsial’). Jadi, mengapa NaCl 3% & Sediaan Nutrisi Parenteral merupakan bagian dari High-Alert Medications? Let’s find the answer!  Infus NaCl 3%   NaCl 3% adalah 3 gram NaCl dalam 1 L WFI, yang artinya 1 L mengandung Natrium 513 mEq/L dan Klorida 513 mEq/L. NaCl 3% diberikan pada kondisi hiponatremia. Dikutip dari Applied Therapeutics 10th Ed – Koda Kimble , 1/3 dari defisit natrium diberikan pada 12 jam pertama dengan kecepatan &l

Bioavailabilitas

Hai sodara-sodaraa~ Saya apoteker baru yang masih menganggur. Blog saya terlalu sering diisi dengan curhat-curhat ga jelas. Saatnya jadi apoteker beneran >__< Berikut akan berbagi ilmu terkait bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas Bioavailabilitas adalah fraksi obat yang diberikan dan obat yang mencapai sirkulasi sistemik. Bioavailabilitas dinyatakan sebagai fraksi obat yang masuk ke sirkulasi sistemik dalam bentuk tidak berubah secara kimia. Misalnya jika 100 mg obat diberikan melalui oral dan 70 mg dari obat diabsorbsi dalam bentuk tidak berubah, bioavailabilitasnya adalah 0,7 atau 70%. Penentuan Bioavailabilitas Bioavailabilitas ditentukan melalui perbandingan level obat dalam plasma setelah rute pemberian tertentu (misalnya oral) dengan level obat dalam plasma melalui injeksi IV dimana semua agen dapat secara cepat memasuki sirkulasi. Ketika obat diberikan melalui oral, kadang hanya sebagian jumlah obat yang ditemukan dalam plasma. Melalui plot konsentr

Obat yang Mempengaruhi Pembekuan Darah

Ketika terjadi pembekuan darah di pembuluh darah, maka aliran darah menuju jaringan tujuan akan terhambat. Hal ini dapat menyebabkan stroke, serangan jantung atau cilculatory crises . Sehingga pada pasien dengan risiko stroke dan serangan jantung kerap kali mendapatkan aspirin, klopidogrel atau dabigatran untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Kadang pasien bertanya, “ kan kemaren saya pakai aspirin, nah kenapa sekarang pakai warfarin? ” Ada juga keluarga pasien yang menolak penggunaan streptokinase karena harganya yang jutaan, sehingga pada akhirnya dokter memutuskan mengubah terapi menjadi enoxaparin. Lantas apa bedanya obat-obat tersebut? Karena katanya apoteker itu drugs expert (tapi gak berlaku untuk saya yang gak sengaja menjadi apoteker ini), mari kita review bersama. Antiplatelet Jika suatu atheroma (deposit lemak pada dinding arteri) terbentuk, platelet pada darah akan terstimulasi untuk mengumpul di sekitar area ini dan membentuk pembekuan darah. Kelompok obat