Hai semua, apa kabar? Seonggok apoteker yang sedang patah hati, dari sudut kota
bandung yang dingin ingin berbagi cerita.
Kenapa nunggu obat
di farmasi itu lama?
Pelayanan farmasi adalah suatu proses yang panjang. Ketika resep datang, asisten apoteker mengisi lembar skrining administratif dan apoteker melakukan review terhadap dosis, interaksi, kontraindikasi (termasuk riwayat alergi) dan duplikasi terapi. Resep yang lolos diinput dan dibayar oleh pasien. Asisten apoteker mengambil obat sesuai tracer, disatukan dengan resep dan etiket dalam satu keranjang. Selanjutnya keranjang diserahkan kepada asisten apoteker yang bertugas mengemas obat. Petugas mengemas obat dengan memperhatikan kesesuaian tracer, resep asli dan fisik obat, menempelkan etiket dan menulis expired date. Obat yang sudah dikemas dicek oleh asisten apoteker yang bertugas sebagai petugas cek. Latas diserahkan kepada apoteker ‘petugas serah’ untuk dicek lagi dan diserahkan kepada pasien.
Kurang lebih seperti itu alur pelayanan resep di tempat saya
bekerja. Sebenarnya masih ada tambahan. Di akhir shift, resep akna diverifikasi
oleh apoteker shift selanjutnya. Dan jika ada hal yang harus diralat, pasien
akan mendapat telepon dari farmasi. Misalnya captopril harus diminum 1 jam
sebelum atau 2 jam sesudah makan, sedangkan pada etiket tertera aturan pakai
‘sesudah makan’. Maka pasien akan diberikan informasi ulang.
Adakah standar
waktu pelayanan resep rawat jalan?
Waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit adalah kurang dari 30 menit untuk obat jadi dan kurang dari 60 menit untuk obat racikan.
Trus, kenapa waktunya harus selama itu?
- Tak selamanya suatu resep bisa dilayani dengan mulus. Error bisa terjadi di salah satu proses tersebut. Bisa jadi salah input, salah ambil, salah pasang etiket. Tapi yang selama ini yang lebih sering bikin lama adalah masalah alergi atau dupikasi terapi yang baru ditemukan setelah pasien membayar tagihannya. Masalah ini berhubungan dengan unit finance karena akan dilakukan pembukaan medical record dan proses diulang dari awal.
- Tidak semua obat dijamin oleh asuransi. Contohnya antalgin tidak termasuk dalam formularium nasional sehingga tidak diamin oleh JKN, maka petugas farmasi akan mengkonfirmasi ke dokter dan mengusulkan analgetik lain yang tercantum dalam formularium nasional agar pasien tidak dipungut biaya obat.
- Item obat itu banyak. Ada beberapa kemasan obat yang mirip. Ada juga obat yang memiliki kekuatan sediaan berbeda. Captopril aja ada yang 12.5, 25 dan 50 mg. Jadi harus hati-hati dan teliti. kalau tertukar bisa bahaya.
- Unit farmasi yang mengikuti sistem sentralisasi sangat rawan terjadi penumpukan pasien karena resep rawat jalan dari semua poli dilayani oleh 1 unit farmasi. Jadi, mohon bersabarlah mengantri, semua dikerjakan berdasarkan nomor antrian.
Kalau bikin salah,
gimana?
Kesalahan yang ditemukan selama proses pelayanan dan tidak sampai ke tangan pasien disebut ‘near miss’. Siapa pun yang menemukan kesalahan harus menulisan nama petugas yang berbuat salah dan jenis kesalahannya di form near miss. Sedangkan jika kesalahan sampai ke pasien, apoteker penanggungjawab shift harus membuat incident report. Fungsinya untuk evaluasi kesalahan, lebih berhati-hati lagi dan untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan agar kesalahan tidak terulang kembali.
Itu tadi alasan yang saya temukan untuk pertanyaan kenapa
pelayanan farmasi itu lama. Berikut ini menurut temen lain yang bekerja di
salah satu rumah sakit swasta di Jakarta :p
Nabilah Nadhif: “petugas lelet, masalah ketersediaan obat
dan tulisan dokter tidak jelas”
Dear pasien, kami akan selalu mengusahakan yang terbaik
untuk kalian. Mohon bersabarlah menunggu. Kalau lama menunggu dokter bisa
sabar, pastinya menuggu obat juga bisa sabar kan yah.
***
Edisi curhat
Mungkin hampir setiap hari ada pasien yang tidak sabar
lantas memarahi petugas farmasi. Tapi untungnya lebih banyak yang sabar daripada yang tidak sabarnya. Teruntuk teman-teman sejawat, kalian stress
gak? Kalau saya sih iya awalnya. Tapi wajar ada beberapa yang marah, karena
mereka tidak mengerti alasan kenapa harus menunggu lama. Kalau saja mereka tau
di balik counter penyerahan obat itu, petugas farmasi pun tidak sempat duduk
(kecuali petugas cek dan inpuk karena memang ga kemana-mana), mungkin pasien
gak akan marah-marah.
Orang sakit biasanya ingin cepat beristirahat, maka wajar
saja jika ada beberapa yang ingin dilayani secepatnya.
Oh ya kemaren saya dimarahin seorang ibu dihadapan pasien
lain. ini memang bukan pertama kalinya tapi gak tau kenapa sedih aja. Waktu itu
pergantian shift, dosis pasien itu bermasalah dan baru ketahuan pas saya mau
menyerahan obatnya. Saya sudah jelaskan kenapa obatnya lama tapi saya tetap
diomelin. Umm entahlah.
Memang tidak semua niat baik akan disambut dengan baik,
karena niat baik itu hanya Allah yang tau. Namun tetaplah tersenyum dan
tetaplah berbuat kebaikan. Gak aka nada
yang sia-sia karena Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Semangat,
teman-teman sejawat! :)
seperti lagu JKT48,
meski ada hal sedih, atau pun hal yang memberatkan
tak apa asal yang bahagia lebih banyak
Komentar
Posting Komentar