Langsung ke konten utama

Review Seminar Pra-Nikah (part. 1)

Hello, selamat datang di bulan desember ~
Sebenarnya posting kali ini ga ada hubungannya dengan bulan desember. Hari ini temu kangen sama ka Intan, sekaligus mewujudkan niat yang sudah lama tinggal di hati. Dari dulu saya ingin sekali ikut seminar pra nikah, syukurnya di hari ini Allah memberikan kesempatan itu. Seminar pra nikah ini diselenggarakan oleh LKD Ikatan Generasi Islam Stikes Dharma Husada Bandung, dengan tema “Ketika aku jatuh cinta, follow or unfollow?

Pemateri yang mengisi seminar ini adalah orang-orang keren yang dipilihkan oleh Allah. Berikut ini merupakan materi yang sempat saya catat.

Kenapa aku jatuh cinta? – oleh dr. Emma Kaysi

Pacaran itu apa sih? Kalau berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pacaran adalah hubungan serius antara pria dan wanita menuju jenjang pernikahan.
Kegiatan yang disebut ‘pacaran’ berasal dari Sumatra Timur. Dulu sekali, seorang pemuda mengungkapkan perasaan sukanya pada wanita dengan cara menghampiri jendela kamar si gadis. Rumah-rumah di sumatera timur kebanyakan berbentuk panggung, sehingga letak lantainya cukup tinggi. Pemuda itu pun duduk di batu yang letaknya di bawah jendela kamar si gadis. Pemuda itu membacakan sya’ir dan puisi secara terang-terangan dan suara keras. Tujuannya tidak hanya untuk dapat didengarkan oleh si gadis, tetapi juga ayahnya. Lantas ayah dari si gadis menangkap pria itu, kemudian pria itu ditanya akan keseriusannya untuk menikah. Pemuda yang menjawab tidak serius harus mengucapkan selamat tinggal. Sedangkan jika pemuda itu serisus, tangan pemuda dan si gadis akan diwarnai dengan pacar.  Pemuda diminta menyiapkan pernikahan selama 40 hari, sedangkan si gadis dipingit dan mendapat kursus intensif mengenai cara menjadi istri yang baik dari ibunya sendiri.

Lantas, apa itu cinta?

Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan, "tidak ada definisi yang melebihi arti kata cinta itu sendiri." Artinya, siapapun berhak memberikan definisi.

Kalau bicara cinta menurut sains, layaknya suatu penyakit, cinta juga memiliki fatofisiologi yang dikutip dari HF Rutger Univ. Urutan patofisiologinya adalah sebagai berikut.
  1. Lust (desire). Hal ini muncul ketika masa puber. Hormon yang berperan yaitu estrogen dan testosterone.
  2. Attraction (amazing). Rasa tertarik dan terkesan akan mengaktifkan hormon adrenalin, sehingga memicu saraf simpatis yang menimbulkan gejala gugup dan kemerahan (flushing). Kemudian terjadi pelepasan dopamin yang menimbulkan kekaguman. Tetapi pelepasan serotonin yang menurun, menimbulkan efek serupa dengan obsessive-compulsive dissorder. So you’ll repeatedly think about someone that you like. Increasing dopamine and norepinephrine, decreasing serotonin, would relax us. It makes we love being in love.
  3. Attachment. Pada tahapan ini muncul rasa ingin terikat dan mengasihi, hormone oxytocin (cuddle hormone) berperan di sini. Hormon oxytocin dikeluarkan oleh ibu yang menyusui anaknya. Rasa sayang akan menimbulkan komitmen, diperankan oleh hormone vasopressin (commitment neuromodulator).
Demikianlah patofisiologi jatuh cinta dari segi sains. Cinta itu fitrah. Islam tidak melarang kita untuk jatuh cinta. Jadi, silahkan jatuh cinta, asal jangan jatuh karena cinta. *jleb!

Cinta adalah qadar. Bertemu dengan orang yang membuat kita jatuh cinta adalah qadar. Tetapi bagaimana menanggapi rasa cinta itu adalah mukhoyar (pilihan) yang nanti akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah. Jika dimuliakan sebagaimana aturan dari Sang Pencipta, insya Allah akan menjadi pahala berlimpah.

Inti dari tulisan di atas adalah untuk menasehati diri saya sendiri yang masih jauh dari baik dan ingin menjadi orang baik. Tetap semangat ya, para pejuang hijrah.

Untuk materi berikutnya dari seorang apoteker muda, kelahiran 1992, penulis buku ‘Selamat Tinggal Tuhanku, Aku Wanita Merdeka’. Dia cantik sekali, bernama Derry Oktriana Syofiadi. Materinya cukup membuat saya berkali-kali menunduk menahan tangis. InsyaAllah saya akan ceritakan di posting berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa NaCl 3% & Nutrisi Parenteral merupakan High-Alert Medications?

Hello, rekan sejawat farmasis Indonesia~ Semoga selalu semangat untuk belajar ya! * mendoakan diri sendiri hahaha *. Di malam minggu yang tengah diguyur hujan ini, saya ingin berbagi ilmu terkait 2 jenis dari sekian banyak obat yang digolongkan sebagai High-alert medications (berdasarkan ISMP – Institute for Safe Medications Practice), yaitu NaCl 3 % dan Sediaan Nutrisi Parenteral (atau sering disebut TPN, padahal belum tentu sediaan tersebut benar-benar sebagai nutrisi parenteral ‘total’, karena bisa jadi hanya sebagai nutrisi parenteral ‘parsial’). Jadi, mengapa NaCl 3% & Sediaan Nutrisi Parenteral merupakan bagian dari High-Alert Medications? Let’s find the answer!  Infus NaCl 3%   NaCl 3% adalah 3 gram NaCl dalam 1 L WFI, yang artinya 1 L mengandung Natrium 513 mEq/L dan Klorida 513 mEq/L. NaCl 3% diberikan pada kondisi hiponatremia. Dikutip dari Applied Therapeutics 10th Ed – Koda Kimble , 1/3 dari defisit natrium diberikan pada 12 jam pertama dengan kecepatan &l

Bioavailabilitas

Hai sodara-sodaraa~ Saya apoteker baru yang masih menganggur. Blog saya terlalu sering diisi dengan curhat-curhat ga jelas. Saatnya jadi apoteker beneran >__< Berikut akan berbagi ilmu terkait bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas Bioavailabilitas adalah fraksi obat yang diberikan dan obat yang mencapai sirkulasi sistemik. Bioavailabilitas dinyatakan sebagai fraksi obat yang masuk ke sirkulasi sistemik dalam bentuk tidak berubah secara kimia. Misalnya jika 100 mg obat diberikan melalui oral dan 70 mg dari obat diabsorbsi dalam bentuk tidak berubah, bioavailabilitasnya adalah 0,7 atau 70%. Penentuan Bioavailabilitas Bioavailabilitas ditentukan melalui perbandingan level obat dalam plasma setelah rute pemberian tertentu (misalnya oral) dengan level obat dalam plasma melalui injeksi IV dimana semua agen dapat secara cepat memasuki sirkulasi. Ketika obat diberikan melalui oral, kadang hanya sebagian jumlah obat yang ditemukan dalam plasma. Melalui plot konsentr

Obat yang Mempengaruhi Pembekuan Darah

Ketika terjadi pembekuan darah di pembuluh darah, maka aliran darah menuju jaringan tujuan akan terhambat. Hal ini dapat menyebabkan stroke, serangan jantung atau cilculatory crises . Sehingga pada pasien dengan risiko stroke dan serangan jantung kerap kali mendapatkan aspirin, klopidogrel atau dabigatran untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Kadang pasien bertanya, “ kan kemaren saya pakai aspirin, nah kenapa sekarang pakai warfarin? ” Ada juga keluarga pasien yang menolak penggunaan streptokinase karena harganya yang jutaan, sehingga pada akhirnya dokter memutuskan mengubah terapi menjadi enoxaparin. Lantas apa bedanya obat-obat tersebut? Karena katanya apoteker itu drugs expert (tapi gak berlaku untuk saya yang gak sengaja menjadi apoteker ini), mari kita review bersama. Antiplatelet Jika suatu atheroma (deposit lemak pada dinding arteri) terbentuk, platelet pada darah akan terstimulasi untuk mengumpul di sekitar area ini dan membentuk pembekuan darah. Kelompok obat