Kemarin sekitar jam 4 sore, ada
seorang pasien yang dibawa ke IGD, tetapi pada akhirnya pasien meninggal dunia.
Ruang jenazah dibuka, pertanda siap menyambut keranda jenazah yang sebentar
lagi akan didorong keluar dari lift. Ketika bekerja di Rumah Sakit, pemandangan
ini bukanlah pemandangan asing. Tetapi kali ini ada perasaan lain yang memenuhi
sistem limbik di otak.
Pada saat itu jam 4 sore, adzan ashar dikumadangkan 1 jam yang lalu. Entah kenapa hatiku terus bergumam sendiri, sambil melangkah pelan menjauh dari ruang jenazah.
Apa jadinya jika ketika maut
datang, lantas belum sempat sholat ashar, sedangkan Allah sudah memberikan
sekitar 1 jam setelah adzan sebelum maut menjemput
Kalau nanti ditanyakan mengapa
belum sempat sholat, harus jawab apa…Everyone wants a happy ending, and me either
Please guide me to get that
happy ending, ya Allah
Teringat akan sebuah hadits yang
sudah sering nampak di timeline. Abu
Hurairah RA meriwayatkan, “Rasulullah SAW bersabda, “perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan,” yaitu kematian” (HR.
Tirmidzi dan disahihkan dalam kitab Shahih Tirmidzi)
Di hari ini aku belajar, ingat akan
kematian dapat menjadikan lebih produktif dan menjadikan kita tidak menunda
berbuat kebaikan, karena belum tentu masih ada kesempatan untuk berbuat baik. Setiap
detiknya adalah kesempatan yang tidak mungkin kembali dan akan diminta
pertanggungjawabannya oleh Sang Pemberi Waktu. Hope we’ll get a happy ending,
guys!
Komentar
Posting Komentar