Suatu senin pagi di
Jogja, si W menceritakan tentang pertemuannya dengan si A, teman SD nya, tadi malam.
W : Si A udah berubah
banget, cy. Omongannya udah berbobot, aku berasa minim pengetahuan.
Me : Wajar. Namanya juga manusia, pasti berubah
karena pola pikirnya berkembang.
***
Beberapa hari belakangan aku mulai ‘mempercantik’ CV akademik yang harus
selesai sebelum 15 februari 2017. Karena ada data-data yang terlupa, aku
memutar kembali ingatan ke masa kelulusan ujian apoteker. Pada saat itu kami
diminta mengisi CV dalam bahasa inggris dengan menggunakan template yang sudah
ditentukan oleh kampus.
“ahh ini kan dulu sudah pernah
dibuat! Tinggal dicocokkan,” pikirku, awalnya.
Aku membuka file tersebut, membaca cepat 2 halaman CV berbahasa inggris
tersebut. Dan perasaanku seperti ....... ingin menjedukan kepala ke dinding, tapi kasian kepalanya.
“how could I write my CV like this?! What
a messy CV...”
Aku memalingkan wajah dari laptop, malu. Dalam hati bertanya-tanya, “gimana bisa dulu aku merasa CV ini sudah
cukup bagus untuk dikumpulkan? Oh ITB, may I revise mine?”
***
Pernahkan kalian merasakan hal yang serupa dengan kejadian di atas? Ketika baru
saja menyelesaikan suatu pekerjaan/karya/tulisan, kita merasa puas karena sudah
mengerjakannya dengan maksimal. Lantas, tinggalkanlah karya itu selama beberapa
hari atau minggu. Liriklah kembali, maka biasanya kita akan menyadari ada yang
kurang pas. Tinggalkanlah lagi selama bertahun-tahun, kemudian lihatlah kembali.
Masih merasakan perasaan yang sama seperti pada saat baru saja selesai
mengerjakan?
Berdasarkan pengalaman pribadi, biasanya aku akan merasa malu ketika melihat
kembali tulisan, gambar dan karya yang pernah ku buat. Jika kalian juga pernah
merasakannya, aku ucapkan selamat! Karena sudah sewajarnya pola pikir manusia
berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Sudah sewajarnya manusia menjadi
lebih bijak dan dewasa seiring dengan banyaknya masalah yang menimpa.
Berkembangnya pola pikir akan secara otomatis membuat otak kita menerapkan
standar yang berbeda. Dengan demikian, pada akhirnya kita tidak akan pernah
berada pada titik dimana kita merasa sudah menghasilkan tulisan atau karya yang
sempurna.
Jadi, jika suatu hari kita membuka kembali tulisan lama dan kita ingin menertawakan
diri kita di masa lalu, just laugh, that’s
normal.
Komentar
Posting Komentar