Langsung ke konten utama

Let’s talk about science

Sebenarnya belajar sains itu nyenengin lho…
Soalnya kita bisa belajar tentang semua proses yang kita jalanin sehari-hari.
Misalnya aja neh, saat respirasi yang kita lakuin setiap saat. Kamu bisa bayangin kan kalo sampai proses itu ga jalan bentaaar aja. Tentunya kamu bakalan kalang-kabut.
Dalam sekali bernapas, kita Cuma perlu waktu beberapa detik.
Padahal pada saat bernafas, ada proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, & transport elektron. Benar-benar proses yang rumit dan sempurna.
Hebatnya lagi nih, proses itu cuma berlangsung dalam waktu singkat.



Pendesain yang rumit dan sempurna ini tentunya udah ngatur dan nyiptain segalanya dengan sempurna donk…
Bahkan sampai saat ini,
Ilmuwan mengakui bahwa apa yang telah mereka kemukakan hanyalah serentetan proses paling sederhana jika dibandingkan dengan apa yang udah diciptain pada tubuh manusia.
Subhanallah, sungguh ga pantes kita ga sombong.
Tak seorang pun bisa mengikuti desain sesempurna yang telah Allah ciptain.
Subhanallah…

Nah, bernapas hanyalah satu dari sekian banyak proses yang terjadi di alam.
Masih banyak lagi hal yang rumit dan menyenangkan yang bisa dipelajarin saat belajar sains.
Misalnya aja nih, saat kamu lagi fall in love, akan ada hormon yang bekerja dan otak serta saraf pun akan ikut berperan.
Pokoknya banyak lagi deh…

Dengan belajar sains, kita juga akan lebih sering bersyukur dan Insya Allah bisa mengurangi kadar kesombongan kita. Karena nantinya, kita akan belajar berbagai proses rumit nan sempurna yang Cuma bisa diciptain oleh Allah yang Maha Sempurna.

Note : sains ga hanya mencakup proses dalam tubuh manusia. Tapi juga seluruh kejadian nyata yang ada di jagat raya.

Sory kalo postingku biasa-biasa aja. Soalnya hasil tulisan sendiri.
Kalo ada yang salah, leave a comment aja ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa NaCl 3% & Nutrisi Parenteral merupakan High-Alert Medications?

Hello, rekan sejawat farmasis Indonesia~ Semoga selalu semangat untuk belajar ya! * mendoakan diri sendiri hahaha *. Di malam minggu yang tengah diguyur hujan ini, saya ingin berbagi ilmu terkait 2 jenis dari sekian banyak obat yang digolongkan sebagai High-alert medications (berdasarkan ISMP – Institute for Safe Medications Practice), yaitu NaCl 3 % dan Sediaan Nutrisi Parenteral (atau sering disebut TPN, padahal belum tentu sediaan tersebut benar-benar sebagai nutrisi parenteral ‘total’, karena bisa jadi hanya sebagai nutrisi parenteral ‘parsial’). Jadi, mengapa NaCl 3% & Sediaan Nutrisi Parenteral merupakan bagian dari High-Alert Medications? Let’s find the answer!  Infus NaCl 3%   NaCl 3% adalah 3 gram NaCl dalam 1 L WFI, yang artinya 1 L mengandung Natrium 513 mEq/L dan Klorida 513 mEq/L. NaCl 3% diberikan pada kondisi hiponatremia. Dikutip dari Applied Therapeutics 10th Ed – Koda Kimble , 1/3 dari defisit natrium diberikan pada 12 jam pertama dengan kecepatan &l

Bioavailabilitas

Hai sodara-sodaraa~ Saya apoteker baru yang masih menganggur. Blog saya terlalu sering diisi dengan curhat-curhat ga jelas. Saatnya jadi apoteker beneran >__< Berikut akan berbagi ilmu terkait bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas Bioavailabilitas adalah fraksi obat yang diberikan dan obat yang mencapai sirkulasi sistemik. Bioavailabilitas dinyatakan sebagai fraksi obat yang masuk ke sirkulasi sistemik dalam bentuk tidak berubah secara kimia. Misalnya jika 100 mg obat diberikan melalui oral dan 70 mg dari obat diabsorbsi dalam bentuk tidak berubah, bioavailabilitasnya adalah 0,7 atau 70%. Penentuan Bioavailabilitas Bioavailabilitas ditentukan melalui perbandingan level obat dalam plasma setelah rute pemberian tertentu (misalnya oral) dengan level obat dalam plasma melalui injeksi IV dimana semua agen dapat secara cepat memasuki sirkulasi. Ketika obat diberikan melalui oral, kadang hanya sebagian jumlah obat yang ditemukan dalam plasma. Melalui plot konsentr

Obat yang Mempengaruhi Pembekuan Darah

Ketika terjadi pembekuan darah di pembuluh darah, maka aliran darah menuju jaringan tujuan akan terhambat. Hal ini dapat menyebabkan stroke, serangan jantung atau cilculatory crises . Sehingga pada pasien dengan risiko stroke dan serangan jantung kerap kali mendapatkan aspirin, klopidogrel atau dabigatran untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Kadang pasien bertanya, “ kan kemaren saya pakai aspirin, nah kenapa sekarang pakai warfarin? ” Ada juga keluarga pasien yang menolak penggunaan streptokinase karena harganya yang jutaan, sehingga pada akhirnya dokter memutuskan mengubah terapi menjadi enoxaparin. Lantas apa bedanya obat-obat tersebut? Karena katanya apoteker itu drugs expert (tapi gak berlaku untuk saya yang gak sengaja menjadi apoteker ini), mari kita review bersama. Antiplatelet Jika suatu atheroma (deposit lemak pada dinding arteri) terbentuk, platelet pada darah akan terstimulasi untuk mengumpul di sekitar area ini dan membentuk pembekuan darah. Kelompok obat