Langsung ke konten utama

3 Days in RS Ratu Zalecha

-selasa-
Pagi-pagi ketika kampus masih sunyi, si Fatur duduk bengong di kursi depan PS. Sementara si Karun sudah nongkrong di Pentol Bung Edy menyantap sarapan berupa pentol goring. Tak lama setelah kemunculan saya, disusul oleh Anita, Elis dan Ridha.
Pergilah kami keliling kampus ‘ngerampok’ Dosen dan Mahasiswa untuk memberikan sedikit demi kesembuhan seorang warga penderita katarak.
Usai ngerampok, menghitung duit dengan perasaan gak karuan.
Karena baru saja mendapat bentakan dari seseorang yang kedudukannya lumayan berpengaruh di Fakultas kami. Katanya aksi ini gak boleh di kampus.
Hoaah, mungkin kami yang gak liat aturan itu, atau tertulis tapi hilang tertiup angin. Entahlah..

Anita dan elis segera ke lantai 2 untuk kuliah Kimia Dasar. Aku nebeng Ridha, Karun dan Fatur bertandang ke RSUD Banjarbaru untuk menanyaka biaya Operasi Katarak.
Jejeng—
1 mata perlu sekitar 3 juta’an. Perlu rawat inap sehari pula.
*miris liat duit yang gak cukup
Informasi lebih jelas, bisa didapat di RS Ratu Zalecha Martapura.
Si Fatur balik ke kampus.
Aku, karun dan Ridha memutuskan untuk pergi ke RS Ratu Zalecha Martapura. Baru juga parkir motor, HP saya getar-getar.
Dan, kuliah dimajukan stengah jam lebih awal. Saat itu waktu menunjukkan kuliah akan dimulai 20 menit lagi.
Larilari nyari poli mata. Sok tau. Asal serudup.
Pas nemu, lagi banyak pasiennya.
“besok aja lagi kita ke sini. Kuliah aja dulu..” *kembali ke kampus

Tiba-tiba sore harinya dapat kabar tentang
operasi gratis dari jamkesmas/jamkesda. Demi mendapat informasi inilah ocy, karun dan ridha rela nongkrong di RS tiap pagi selama 3 hari. 3 hari yang menyenangkan, belajar banyak di sini.. :D
Foto ini diambil di hari ke-tiga, sarapan roti.







yang kerudungnya item itu Karun sama Ridha.
yang kerudungnya pink itu ocy.

Dan sekarang, surat rujukan dari Puskesmas udah keluar. Senin tinggal di bawa ke RSUD banjarbaru untuk meminta surat rujuka ke RS Ratu Zalecha Martapura. Smoga lancar penyembuhan kataraknya dan bisa ngeliat lagi ya..

Ya karna operasinya dijamin oleh program Jamkesda, sumbangan yang terkumpul akan digunakan untuk keperluan hidup dan sebagian dijadikan modal usaha beliau.

Special Thanks to:
Allah SWT
Semua yang sudah membantu tenaga, materi dan pikiran
Pak Maulidin (karyawan RS Ratu Zalecha)
Mbak Fitri (karyawan RS Ratu Zalecha)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa NaCl 3% & Nutrisi Parenteral merupakan High-Alert Medications?

Hello, rekan sejawat farmasis Indonesia~ Semoga selalu semangat untuk belajar ya! * mendoakan diri sendiri hahaha *. Di malam minggu yang tengah diguyur hujan ini, saya ingin berbagi ilmu terkait 2 jenis dari sekian banyak obat yang digolongkan sebagai High-alert medications (berdasarkan ISMP – Institute for Safe Medications Practice), yaitu NaCl 3 % dan Sediaan Nutrisi Parenteral (atau sering disebut TPN, padahal belum tentu sediaan tersebut benar-benar sebagai nutrisi parenteral ‘total’, karena bisa jadi hanya sebagai nutrisi parenteral ‘parsial’). Jadi, mengapa NaCl 3% & Sediaan Nutrisi Parenteral merupakan bagian dari High-Alert Medications? Let’s find the answer!  Infus NaCl 3%   NaCl 3% adalah 3 gram NaCl dalam 1 L WFI, yang artinya 1 L mengandung Natrium 513 mEq/L dan Klorida 513 mEq/L. NaCl 3% diberikan pada kondisi hiponatremia. Dikutip dari Applied Therapeutics 10th Ed – Koda Kimble , 1/3 dari defisit natrium diberikan pada 12 jam pertama dengan kecepatan &l

Bioavailabilitas

Hai sodara-sodaraa~ Saya apoteker baru yang masih menganggur. Blog saya terlalu sering diisi dengan curhat-curhat ga jelas. Saatnya jadi apoteker beneran >__< Berikut akan berbagi ilmu terkait bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas Bioavailabilitas adalah fraksi obat yang diberikan dan obat yang mencapai sirkulasi sistemik. Bioavailabilitas dinyatakan sebagai fraksi obat yang masuk ke sirkulasi sistemik dalam bentuk tidak berubah secara kimia. Misalnya jika 100 mg obat diberikan melalui oral dan 70 mg dari obat diabsorbsi dalam bentuk tidak berubah, bioavailabilitasnya adalah 0,7 atau 70%. Penentuan Bioavailabilitas Bioavailabilitas ditentukan melalui perbandingan level obat dalam plasma setelah rute pemberian tertentu (misalnya oral) dengan level obat dalam plasma melalui injeksi IV dimana semua agen dapat secara cepat memasuki sirkulasi. Ketika obat diberikan melalui oral, kadang hanya sebagian jumlah obat yang ditemukan dalam plasma. Melalui plot konsentr

Obat yang Mempengaruhi Pembekuan Darah

Ketika terjadi pembekuan darah di pembuluh darah, maka aliran darah menuju jaringan tujuan akan terhambat. Hal ini dapat menyebabkan stroke, serangan jantung atau cilculatory crises . Sehingga pada pasien dengan risiko stroke dan serangan jantung kerap kali mendapatkan aspirin, klopidogrel atau dabigatran untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Kadang pasien bertanya, “ kan kemaren saya pakai aspirin, nah kenapa sekarang pakai warfarin? ” Ada juga keluarga pasien yang menolak penggunaan streptokinase karena harganya yang jutaan, sehingga pada akhirnya dokter memutuskan mengubah terapi menjadi enoxaparin. Lantas apa bedanya obat-obat tersebut? Karena katanya apoteker itu drugs expert (tapi gak berlaku untuk saya yang gak sengaja menjadi apoteker ini), mari kita review bersama. Antiplatelet Jika suatu atheroma (deposit lemak pada dinding arteri) terbentuk, platelet pada darah akan terstimulasi untuk mengumpul di sekitar area ini dan membentuk pembekuan darah. Kelompok obat