Kau tau kenapa aku menyukai hujan? Mungkin ini bukan hal
penting untuk kau ketahui, tapi entah mengapa aku sering kesulitan melupakan
momen yang (bagiku) berharga. Aku masih ingat di tahun lalu, di suatu malam
yang sedang dibasahi hujan di bulan mei. Aku sedang berada di kamar temanku,
mengerjakan tugas dadakan dari rumah sakit tempatku belajar. Hand phone ku
bergetar, ternyata ada pesan darimu. Kau mengabarkan bahwa kau mendapat
pekerjaan, kau diterima di sebuah perusahaan. Aku senang sekali, kamu si kepompong telah menjadi kupu-kupu dan akan terbang ke kota lain untuk mengepakkan sayapmu. Doaku selalu bersamamu. Aku juga
senang, karna ketika kau mengabariku, aku merasa menjadi bagian dari hidupmu. Terima
kasih.
Ah aku jadi malu padamu. Aku masih menjadi kepompong di sini,
aku masih harus belajar untuk menjadi kupu-kupu sepertimu. Beberapa bulan lagi
aku akan menjalani ujian kelulusan, doakan aku ya.
***
Tahun ini di suatu malam yang diguyur hujan di bulan
November, keadaannya sudah tak lagi sama. Kamu sudah menjadi kupu-kupu yang jauh
lebih indah dan dinikmati indahnya oleh semua orang, terutama oleh mereka yang
berada di dekatmu. Aku juga sudah menjadi kupu-kupu sekarang, tapi sayapku
belum mampu untuk terbang sama tingginya denganmu. Aku sudah berusaha, tapi sepertinya
aku sudah tertinggal cukup jauh. Apa kau masih mengingatku? Ku harap iya, tapi
jika tidak pun aku tak bisa memaksa.
Malam ini, ditemani gemercik hujan, aku menuliskan tentangmu dan mengingat masa lalu, ketika kita masih sama-sama menjadi kepompong. Yang
belum bisa terbang, yang dulunya masih bersama.
Selamat malam.
Komentar
Posting Komentar