Langsung ke konten utama

Zaki dan Fazar

Mungkin kalimat ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, “dengarkan apa yang disampaikan orang lain, bukan siapa yang menyampaikan”. Bagiku, kutipan (yang entah dari siapa) ini ada benarnya.  Atas izin Allah, aku dengan sangat beruntungnya bisa dipertemukan dengan asisten yang rada alay (maaf. ahahaa) tapi ternyata sangat menginspirasi.

***

Suatu sore yang dingin, aku dan zaki berjalan beriringan, mengarah ke lobby untuk menuju pintu keluar rumah sakit.
Aku: jadi ikut SBMPTN tahun ini, zak?
Zaki: jadi, bu.. Doain aja.
Aku: semoga sukses ya, zak. Mau ngambil jurusan apa?
Zaki: mau pertanian, bu. Hehe.
Aku: wahh, jurusan papah aku, zak… kenapa?
Zaki: karena aku pernah makan beras program raskin, bu… dan itu gak enak. Makanya aku pengen kuliah di jurusan pertanian, biar nanti bisa mengembangkan beras yang enak, tapi dengan harga yang terjangkau.

Ahh, zaki membuat hati saya meneteskan air mata haru.

***

Kemaren siang Fazar tiba-tiba duduk di sampingku, sambil mengeluarkan selembar resep dan hasil pemeriksaan lab darah adiknya.

Fazar: bu, coba liat ini *nyodorin hasil lab*. Trus tau obat ini gak? *nyodorin resep*
Aku: hmmm, Hb di bawah normal. Eh, vitamin D serumnya Cuma 5 ng/mL? rendah banget.. Ini hasil lab siapa, zar?
Fazar: adik aku bu.. udah keliling-keliling nyari obatnya, tapi belum nemu juga.
Aku: obatnya emang harus yang ini sih, zar… coba aku tanya ke apotek temenku dulu, ya.
Fazar: iya, bu.. dia susah makan. Kalau udah sakit, dia sampai nangis saking sakitnya. Adik aku pengen banget kamera DSLR. Aku pengen beliin dia kamera itu supaya dia mau makan, trus cepet sembuh. Makanya aku kemaren nanya ke ibu, dimana tempat beli kamera DSLR yang bagus.

Ah fazar, you taught me that happiness is not just about doing something for our happiness, but it’s about doing something for someone’s happiness too.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa NaCl 3% & Nutrisi Parenteral merupakan High-Alert Medications?

Hello, rekan sejawat farmasis Indonesia~ Semoga selalu semangat untuk belajar ya! * mendoakan diri sendiri hahaha *. Di malam minggu yang tengah diguyur hujan ini, saya ingin berbagi ilmu terkait 2 jenis dari sekian banyak obat yang digolongkan sebagai High-alert medications (berdasarkan ISMP – Institute for Safe Medications Practice), yaitu NaCl 3 % dan Sediaan Nutrisi Parenteral (atau sering disebut TPN, padahal belum tentu sediaan tersebut benar-benar sebagai nutrisi parenteral ‘total’, karena bisa jadi hanya sebagai nutrisi parenteral ‘parsial’). Jadi, mengapa NaCl 3% & Sediaan Nutrisi Parenteral merupakan bagian dari High-Alert Medications? Let’s find the answer!  Infus NaCl 3%   NaCl 3% adalah 3 gram NaCl dalam 1 L WFI, yang artinya 1 L mengandung Natrium 513 mEq/L dan Klorida 513 mEq/L. NaCl 3% diberikan pada kondisi hiponatremia. Dikutip dari Applied Therapeutics 10th Ed – Koda Kimble , 1/3 dari defisit natrium diberikan pada 12 jam pertama dengan kecepatan &l

Bioavailabilitas

Hai sodara-sodaraa~ Saya apoteker baru yang masih menganggur. Blog saya terlalu sering diisi dengan curhat-curhat ga jelas. Saatnya jadi apoteker beneran >__< Berikut akan berbagi ilmu terkait bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas Bioavailabilitas adalah fraksi obat yang diberikan dan obat yang mencapai sirkulasi sistemik. Bioavailabilitas dinyatakan sebagai fraksi obat yang masuk ke sirkulasi sistemik dalam bentuk tidak berubah secara kimia. Misalnya jika 100 mg obat diberikan melalui oral dan 70 mg dari obat diabsorbsi dalam bentuk tidak berubah, bioavailabilitasnya adalah 0,7 atau 70%. Penentuan Bioavailabilitas Bioavailabilitas ditentukan melalui perbandingan level obat dalam plasma setelah rute pemberian tertentu (misalnya oral) dengan level obat dalam plasma melalui injeksi IV dimana semua agen dapat secara cepat memasuki sirkulasi. Ketika obat diberikan melalui oral, kadang hanya sebagian jumlah obat yang ditemukan dalam plasma. Melalui plot konsentr

Obat yang Mempengaruhi Pembekuan Darah

Ketika terjadi pembekuan darah di pembuluh darah, maka aliran darah menuju jaringan tujuan akan terhambat. Hal ini dapat menyebabkan stroke, serangan jantung atau cilculatory crises . Sehingga pada pasien dengan risiko stroke dan serangan jantung kerap kali mendapatkan aspirin, klopidogrel atau dabigatran untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Kadang pasien bertanya, “ kan kemaren saya pakai aspirin, nah kenapa sekarang pakai warfarin? ” Ada juga keluarga pasien yang menolak penggunaan streptokinase karena harganya yang jutaan, sehingga pada akhirnya dokter memutuskan mengubah terapi menjadi enoxaparin. Lantas apa bedanya obat-obat tersebut? Karena katanya apoteker itu drugs expert (tapi gak berlaku untuk saya yang gak sengaja menjadi apoteker ini), mari kita review bersama. Antiplatelet Jika suatu atheroma (deposit lemak pada dinding arteri) terbentuk, platelet pada darah akan terstimulasi untuk mengumpul di sekitar area ini dan membentuk pembekuan darah. Kelompok obat